A. PENGERTIAN
KELEMAHAN OTOT
Kelemahan Otot
merupakan masalah yang sering terjadi, tetapi seringkali memberikan arti yang
berbeda kepada setiap penderitanya. Beberapa penderita hanya merasakan lelah.
Tetapi pada kelemahan otot yang sejati, meskipun sudah berusaha sekuat tenaga,
kekuatan yang normal tidak akan dicapai. Kelemahan bisa terjadi di seluruh
tubuh, atau hanya terbatas di satu lengan, tungkai, tangan atau jari tangan.
B. PENYEBAB
Kelemahan otot bisa
disebebkan oleh kelainan di otot, tendon, tulang atau sendi; tetapi yang paling
sering menyebabkan kelemahan otot adalah kelainan pada sistem saraf. Kadang
kelemahan otot terjadi setelah sembuh dari suatu penyakit dan seringkali timbul
karena penuaan (sarkopenia). Penyebab Kelemahan Otot Penyebab contoh akibat
kerusakan otak stroke atau tumor otak kelemahan atau kelumpuhan pada sisi yg
berlawanan dengan otak yg mengalami kerusakan bisa mempengaruhi kemampuan
berbicara, menelan, berfikir & kepribadian kerusakan medula spinalis cedera
pada leher atau punggung, tumor medula spinalis, penyempitan saluran spinal,
sklerosis multipel, mielitis transversus, kekurangan vitamin b12 kelemahan atau
kelumpuhan pada lengan dan tungkai, hilangnya rasa, nyeri punggung bisa mempengaruhi
fungsi seksual, pencernaan & kandung kemih kemunduran saraf pada medula
spinalis sklerosis lateral amiotrofik hilangnya kekuatan otot tanpa disertai
oleh hilangnya rasa kerusakan akar saraf spinalis ruptur diskus di leher atau
tulang belakang bagian bawah nyeri leher & kelemahan atau mati rasa di
lengan, nyeri punggung bagian bawah, skiatika & kelemahan atau mati rasa
pada tungkai kerusakan pada 1 saraf (mononeuropati) neuropati diabetik,
penekanan lokal kelemahan atau kelumpuhan otot & hilangnya rasa di daerah
yg dipersarafi oleh saraf yg terkena kerusakan pada beberapa saraf
(polineuropati) diabetes, sindroma guillain-barr, kekurangan folat, penyakit
metabolik lainnya kelemahan atau kelumpuhan otot & hilangnya sensasi di
daerah yg dipersarafi oleh saraf yg terkena kelainan pada neuromuscular
junction miastenia gravis, keracunan kurare, sindroma eaton-lambert, keracunan
insektisida kelumpuhan atau kelemahan pada beberapa otot penyakit otot penyakit
cudhenne (distrofi muskuler) infeksi atau peradangan (miositis virus akut,
polimiositis) kelemahan otot yg progresif di seluruh tubuh nyeri dan kelemahan
otot kelainan psikis depresi, gejala khayalan, histeria (reaksi konversi),
fibromialgia kelemahan di seluruh tubuh, kelumpuhan tanpa kerusakan saraf.
C. GEJALA
Atrofi (penciutan otot) bisa merupakan akibat dari:
Atrofi (penciutan otot) bisa merupakan akibat dari:
1. kerusakan
otot atau sarafnya
2. jarang
digunakan (karena menjalani tirah baring dalam waktu yang lama).
Dalam
keadaan normal, pembesaran otot (hipertrofi) bisa terjadi setelah melakukan
olah raga beban. Pada seseorang yang sakit, hipertrofi terjadi karena otot
tersebut bekerja lebih berat untuk mengkompensasi kelemahan otot yang lainnya. Pembesaran
otot juga bisa terjadi jika jaringan otot yang normal digantikan oleh jaringan
yang abnormal, seperti yang terjadi pada amiloidosis dan kelainan otot bawaan
tertentu (misalnya miotonia kongenital).
Fasikulasi (kedutan otot dibawah kulit yang tidak teratur dan tampak dari luar) biasanya menunjukkan kelainan saraf, meskipun kadang terjadi pada orang yang sehat (terutama jika gugup atau kedinginan) dan sering terjadi pada otot betis dari orang tua.
Otot yang tidak dapat mengendur (miotonia) biasanya menunjukkan adanya kelainan pada otot, bukan pada sarafnya.
Fasikulasi (kedutan otot dibawah kulit yang tidak teratur dan tampak dari luar) biasanya menunjukkan kelainan saraf, meskipun kadang terjadi pada orang yang sehat (terutama jika gugup atau kedinginan) dan sering terjadi pada otot betis dari orang tua.
Otot yang tidak dapat mengendur (miotonia) biasanya menunjukkan adanya kelainan pada otot, bukan pada sarafnya.
Membedakan
kelemahan otot berdasarkan sumbernya:
1. Kelainan
Saraf Kelainan Otot
2. Otot
mengecil tetapi lebih kuat Otot lebih lemah
3. Terjadi
kedutan otot dibawah kulit Kedutan otot tidak terjadi dibawah kulit
4. Refleks
menurun atau hilang sama sekali REfleks tetap ada meskipun otot sangat lemah
5. Hilangnya
rasa di seluruh otot yg melemah Rasa (sentuh & hangat) normal tetapi
terdapat nyeri tumpul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar